Tampilkan postingan dengan label Gaya Hidup. Tampilkan semua postingan

xeoon 07.53

AMERIKA (Berita SuaraMedia) - Di Amerika, 1 dari 5 kematian disebabkan oleh kanker. Berdasarkan data dari American Cancer Society, kematian akibat kanker pada wanita didominasi oleh kanker payudara sebanyak 19 persen, kanker paru 16 persen, serta kanker kolon dan rektum 15 persen. Ali Khomsan

Sementara itu, pada pria kanker yang dominan sebagai penyebab kematian adalah kanker paru (34 persen), kanker kolon dan rektum (12 persen), dan prostat (10 persen).

Diet kaya lemak pada studi epidemiologis menunjukkan adanya kaitan erat dengan munculnya kanker usus ataupun kanker payudara. Kandungan lemak yang rendah dan konsumsi serat yang tinggi seperti pada pola makan vegetarian diketahui menyebabkan rendahnya insiden kanker.

Hormon tertentu mungkin ikut bertanggung jawab pada munculnya tumor. Hormon ini pengeluarannya dipicu oleh konsumsi lemak yang tinggi. Sebagai contoh hormon prolactin (serum) yang merangsang pertumbuhan tumor ternyata semakin meningkat apabila diet kita kaya akan lemak.
Makanan mengandung zat zat penyebab (promoters) dan pencegah (inhibitors) kanker sekaligus. Sejauh mana tercapai keseimbangan antara dua komponen tersebut akan sangat menentukan apakah kita akan berisiko terkena kanker atau tidak.

Alkohol mungkin berperan sebagai penyebab kanker melalui berbagai jalur. Pertama, alkohol secara langsung dapat merupakan racun bagi sel tubuh. Kedua, alkohol dapat menjadi wahana untuk ditumpangi kokarsinogen. Ketiga, alkohol menyebabkan gangguan sistem kekebalan tubuh. Alkohol sebagai penyebab langsung munculnya kanker masih diragukan bukti ilmiahnya. Namun, tampaknya tak diragukan lagi bahwa alkohol dapat menjadi promoter terjadinya tumorigenesis.

Penyebab langsung kanker tampaknya tetap sulit untuk dideteksi. Hal ini mengingat kemunculan kanker yang memerlukan waktu relatif lama setelah pola makan tertentu diterapkan. Namun, dengan adanya bukti-bukti epidemiologis yang mengaitkan kebiasaan makan (food habits) suatu kelompok masyarakat dengan insiden kanker, dapat ditarik pelajaran tentang perlunya memperhatikan asupan gizi yang berasal dari pangan alami, dan dikonsumsi secukupnya sesuai kebutuhan tubuh.

Semua kubis-kubisan tergolong dalam kelompok crucifera, kelompok ini dikenal karena kandungan sulforaphane dan indoles-nya yang berkhasiat sebagai antikanker. Riset tentang indoles membuktikan kemampuannya mendeaktivasi metabolit estrogen yang menyebabkan tumor, terutama pada sel-sel payudara. Pada saat yang sama indoles meningkatkan senyawa tertentu yang bersifat protektif terhadap kanker.

Selain menekan pertumbuhan sel tumor, indoles juga dapat mengurangi proses metastasis sel kanker. Metastasis adalah pergerakan sel-sel kanker ke bagian tubuh yang lain sehingga terjadi penyebaran sel tumor.

Sementara itu, sulforaphane berperan meningkatkan peran enzim yang bertanggung jawab dalam detoksifikasi. Dengan semakin optimalnya detoksifikasi, substansi karsinogenik penyebab kanker bisa lebih cepat disingkirkan. Selain itu, studi tentang sulforaphane dan efeknya terhadap tumor pada tikus menunjukkan bahwa sulforaphane menyebabkan tumor berkembang lebih lambat dan beratnya lebih kecil. Sulforaphane dapat menyebabkan apoptosis (bunuh diri sel kanker) pada sel-sel leukemia dan melanoma.

Banyak orang telah tahu manfaat mengonsumsi pangan nabati, seperti sayuran dan buah yang kaya phytonutrients (gizi nabati). Phytonutrients mampu mencegah kanker karena berfungsi sebagai antioksidan—sehingga dapat mencegah berbagai kerusakan sel tubuh akibat serangan radikal bebas.

Suatu studi di Fred Hutchinson Cancer Research Center di Seattle, AS, yang melibatkan sampel manusia lebih dari 1.000 orang mengungkapkan, mereka yang rajin makan sayuran dapat mengurangi risiko kanker kolon sebesar 35 persen, sedangkan yang mengonsumsi kubis-kubisan dapat menekan risiko kanker 44 persen. Sementara studi di Belanda dengan sampel lebih dari 100.000 orang hasilnya relatif sama, yaitu konsumsi sayuran bisa mengurangi risiko kanker kolon 25 persen, kubis-kubisan bisa mengurangi risiko sampai 49 persen. Hal ini menegaskan bahwa peran kubis-kubisan sebagai sayuran antikanker dapat diandalkan.

Kubis-kubisan dapat mengurangi risiko kanker paru sampai 30 persen pada kelompok bukan perokok. Pada kelompok perokok, lebih baik lagi, yaitu menekan risiko kanker paru sampai 69 persen. Jadi, ini dapat menjadi kabar baik bagi perokok, kalau memang tidak bisa berhenti merokok jangan lupa selalu mengonsumsi kubis-kubisan sebagai sayur teman nasi.

Sampai saat ini belum diketahui obat kanker dan penyebabnya pun cukup beragam. Sering kali deteksi kanker amat terlambat sehingga pertolongan menjadi semakin sulit. Oleh karena itu, upaya preventif harus lebih diutamakan untuk mengatasi kanker. Di sinilah gizi memainkan peranan penting untuk menawarkan proses pencegahan sehingga penyakit yang mematikan itu dapat dihindari.

Mengonsumsi kubis-kubisan mungkin tidak menjadi garansi bahwa Anda akan terbebas dari penyakit kanker. Namun, paling tidak risiko untuk terserang penyakit tersebut menjadi lebih kecil karena unsur nutrisi dan substansi lainnya di dalam kubis-kubisan telah terbukti berkhasiat bagi kesehatan.

Membiasakan diri mengonsumsi kubis-kubisan 3-5 serving seminggu adalah sangat dianjurkan. Satu serving setara dengan 1 cup. Memilih kubis-kubisan yang ditanam secara organik jelas akan membawa manfaat lebih besar karena sayuran organik mengandung phytonutrients lebih tinggi. Di Indonesia, sayuran organik kini dapat dijumpai di swalayan-swalayan tertentu. Hanya saja harganya masih relatif lebih mahal dan ketersediaannya belum begitu luas. (ad/km)
suaramedia.com

xeoon 06.20

Secara tradisional, cincau dipercaya sebagai penurun panas badan, obat demam, obat panas dalam, obat sakit perut (mual), obat diare, pencegah gangguan pencernaan. Penelitian ilmiah pun menambah daftar panjang khasiatnya. Salah satunya sebagai antikanker.

Siapa yang tak kenal cincau? Di siang yang terik atau saat buka puasa, sajian yang satu ini jadi pilihan yang menyegarkan. Kata cincau sendiri berasal dari dialek Hokkian sienchau (xiancao) yang lazim dilafalkan di kalangan Tionghoa di Asia Tenggara. Cincau sendiri di bahasa asalnya sebenarnya adalah nama tumbuhan (Mesona spp.) yang menjadi bahan pembuatan gel ini.

Di Indonesia, ada dua jenis cincau. Yang pertama adala cincau hitam yang lazim dijual sebagaimana di Cina, Korea, pun negara-negara Asia Tenggara lainnya. Yang kedua adalah cincau hijau yang banyak diproduksi di Bandung, Jawa Barat. Di Bandung cincau hijau disebut juga camcau. Kini penjualan es camcau Bandung sudah menyebar ke mana-mana terlebih di Jawa.


Tanaman asli Asia Tenggara ini termasuk dalam suku sirawan-sirawanan (manispermaceae), biasa disebut orang Sunda, tarawulu, trewulu, camcauh. Tanaman ini baik di Sunda atau Jawa, dulu kerap menjadi tanaman pagar. Di Jawa Barat masih dapat kita jumpai tanaman ini, dan tak jarang orang langsung mengonsumsinya untuk membuat camcau. (foto: )Tanaman asli Asia Tenggara ini termasuk dalam suku sirawan-sirawanan (manispermaceae), biasa disebut orang Sunda, tarawulu, trewulu, camcauh. Tanaman ini baik di Sunda atau Jawa, dulu kerap menjadi tanaman pagar. Di Jawa Barat masih dapat kita jumpai tanaman ini, dan tak jarang orang langsung mengonsumsinya untuk membuat camcau. (foto: google)
Cincau paling banyak digunakan sebagai komponen utama minuman penyegar (misalnya dalam es cincau atau es campur). Dilaporkan juga cincau memiliki efek penyejuk serta peluruh (diuretik). Cincau hitam dan cincau hijau, keduanya berbeda dalam hal warna, cita-rasa, penampakan, bahan baku, dan cara pembuatan. Tapi, kedua cincau tersebut rasanya enak, kenyal, dan hampir menyerupai agar-agar.


Cincau paling banyak digunakan sebagai komponen utama minuman penyegar (misalnya dalam es cincau atau es campur). Dilaporkan juga cincau memiliki efek penyejuk serta peluruh (diuretik). Cincau hitam dan cincau hijau, keduanya berbeda dalam hal warna, cita-rasa, penampakan, bahan baku, dan cara pembuatan. Tapi, kedua cincau tersebut rasanya enak, kenyal, dan hampir menyerupai agar-agar.





Di negara-negara maju, seperti di Jepang atau Korea, cincau yang satu ini sudah diproduksi menjadi ekstrak bubuk siap pakai untuk membuat jeli cincau sendiri di rumah. Namun ada pula yang dikemas kalengan yang siap ditambahkan dalam minuman atau dessert segar.
Lebih beruntung kita di Indonesia karena dengan mudah mendapatkan cincau segar di pasaran. Cincau memang tak berumur panjang, dalam 2-3 hari ia bisa mencair terlebih cincau hijau. Tapi, dalam teknologi pangan, usaha untuk membuat bubuk cincau kini banyak juga dilakukan oleh cendekiawan kita. Suatu saat, usaha ini tentu akan diterima masyarakat kita.

Cincau paling banyak digunakan sebagai komponen utama minuman penyegar (misalnya dalam es cincau atau es campur). Dilaporkan juga cincau memiliki efek penyejuk serta peluruh (diuretik). Cincau hitam dan cincau hijau, keduanya berbeda dalam hal warna, cita-rasa, penampakan, bahan baku, dan cara pembuatan. Tapi, kedua cincau tersebut rasanya enak, kenyal, dan hampir menyerupai agar-agar.

Tradisional
Bahan baku utama cincau hitam adalah tanaman yang di Jawa dikenal dengan nama janggelan (Mesona palustris BL). Di Cina, bahan baku cincau hitam adalah ekstrak daun Mesona procumbens H. yang telah dikeringkan, bentuknya mirip janggelan. Tanaman janggelan merupakan tanaman perdu, tumbuh dengan baik pada ketinggian antara 150-1.800 meter dari permukaan laut.

Pohon janggelan yang telah dipanen selanjutnya dikeringkan dengan cara menghamparkannya di atas permukaan tanah, hingga warnanya berubah dari hijau menjadi cokelat tua. Tanaman cincau yang telah kering inilah yang merupakan bahan baku utama pembuatan cincau hitam.

Untuk membentuk gel (cincau yang sudah jadi), ekstrak janggelan harus ditambahkan pati (tepung), kemudian dipanaskan sambil diaduk dengan cepat hingga mendidih dan membentuk adonan yang jernih. Adonan tersebut selanjutnya dituang ke dalam cetakan, kemudian didinginkan pada suhu kamar sampai terbentuk gel. Cincau yang ditambahkan dengan pati gandum dapat menghasilkan gel yang lebih baik dibandingkan dengan pati jagung ataupun tapioka.

Proses ekstraksi janggelan dilakukan dengan perebusan. Pada tahap ini beberapa jenis mineral sering kali ditambahkan untuk meningkatkan rendemen ekstrak dan kekuatan gel. Di Indonesia, mineral yang sering digunakan oleh para pengrajin adalah abu qi, sedangkan di Cina mineral yang biasa ditambahkan pada saat ekstraksi adalah natrium, dalam bentuk natrium bikarbonat atau natrium karbonat.

Abu qi adalah bentukan modern dari air qi. Secara tradisional air qi atau londo merang (bahasa Jawa) dibuat dari abu tangkai padi yang sudah direndam sebelumnya dalam air kemudian disaring. Komponen utama abu qi adalah Na, K, dan Ca. Tetapi, tidak tertutup kemungkinan bahwa yang banyak dijual sebagai abu qi banyak mengandung borax.

Pada beberapa penelitian disebutkan juga bahwa gel cincau hitam yang berkualitas baik dapat dibuat tanpa penambahan abu qi pada saat ekstraksi. Namun sebagai konsekuensinya, waktu yang diperlukan untuk ekstraksi menjadi lebih lama.

Dalam ajaran nenek moyang, sebenarnya membuat cincau sangatlah mudah dengan hanya meremas-remas daun cincau itu. Hal itu masih dilakukan saat membuat cincau hijau, orang Bandung biasa menyebutnya camcau. Cincau hijau dibuat dari daun cincau yang bernama latin Cyclea barbata L Miers.

Tanaman asli Asia Tenggara ini termasuk dalam suku sirawan-sirawanan (manispermaceae), biasa disebut orang Sunda, tarawulu, trewulu, camcauh. Tanaman ini baik di Sunda atau Jawa, dulu kerap menjadi tanaman pagar. Di Jawa Barat masih dapat kita jumpai tanaman ini, dan tak jarang orang langsung mengonsumsinya untuk membuat camcau.

Cara membuatnya sangat mudah seperti yang biasa dilakukan nenek moyang kita. Yakni cuci daun cincau yang dipetik dari tangkai, direndam dalam air, diremas-remas, kemudian didiamkan selama 24 jam (sampai terbentuk agar-agar). Tujuan mendiamkan semalam adalah untuk memberi kesempatan pada hidrat arang mengikat air sebanyak-banyaknya

Matikan Kanker
Cincau disebutkan sangat baik dikonsumsi oleh semua kalangan. Bahan ini sangat kaya mineral terutama kalsium dan fosfor. Cincau juga baik dikonsumsi bagi orang yang sedang menjalani diet karena rendah kalori, namun tinggi serat. Cincau dipercaya mampu meredakan panas dalam, sembelit, perut kembung, demam, dan diare. Sedangkan serat bermanfat untuk membersihkan organ pencernaan dari zat karsinogen penyebab kanker.

Daun cincau hijau mengandung senyawa dimetil kurin-1 dimetoidida. Zat ini bermanfaat untuk mengendurkan otot. Senyawa lain seperti isokandrodendrin dipercaya mampu mencegah sel tumor ganas. Cincau juga mengandung alkaloid bisbenzilsokuinolin dan S,S-tetandrin yang berkhasiat mencegah kanker pada ginjal, antiradang, dan menurunkan tekanan darah tinggi.

Tak salah memang, terbukti lewat penelitiannya, Jurusan Teknologi Pangan dan Gizi IPB membenarkan bahwa cincau mengandung antioksidan dan mampu mematikan sel kanker. Hasil penelitian membeberkan, pemberian ekstrak daun cincau, khususnya cincau hijau pada tikus percobaan terbukti dapat membunuh sel tumor secara mengagumkan.

Potensi cincau juga diuji dengan cara dipaparkan pada empat jenis sel kanker, yaitu sel kanker darah (leukemia), kanker mulut rahim, paru, dan payudara. Ekstrak daun cincau ternyata mampu secara mengagumkan membunuh sel kanker darah (leukemia) sebesar 55-90 persen. Sementara kemampuan cincau membunuh sel kanker lain sekira 60 persen. Hal ini menunjukkan cincau hijau mengandung komponen bioaktif pembunuh sel kanker. Selain itu, ternyata cincau hijau juga mampu menyingkirkan senyawa-senyawa berbahaya pemicu kanker.

Kini, manfaat cincau terhadap kanker sedang menjadi perhatian para peneliti. Cincau hijau dipastikan mengandung klorofil, zat yang memberi warna hijau pada daun. Banyak literatur menyebutkan klorofil sebagai zat antioksidan, antiperadangan, dan antikanker. Masih banyak penelitian dilakukan atas khasiat cincau ini, baik cincau hitam maupun hijau. Tak ada salahnya, sembari menunggu hasil yang lebih meyakinkan, kita mengonsumsi cincau yang cukup murah ini.

Di balik warnanya yang hitam pekat, cincau menyimpan banyak khasiat, termasuk meredakan panas dalam. Kandungan karbohidrat, kalsium, fosfor, vitamin (A, B1, C), air, yang cukup banyak membuat cincau dipercaya sebagai alternatif untuk menghilangkan panas dalam.

Keluhan sakit perut, mual, dan gangguan pencernaan juga bisa reda berkat cincau. Makanan penghilang dahaga nan menyegarkan ini juga bermanfaat untuk kesehatan karena ada kandungan serat larut air (soluble dietary fiber).

Di dalam tubuh, serat larut air dapat mengikat kadar gula dan lemak, sehingga bermanfaat untuk mencegah penyakit seperti diabetes melitus, jantung, dan stroke.

Masyarakat Indonesia sudah lama mempercayai cincau untuk mengatasi berbagai penyakit. Cincau ini dapat dikonsumsi dalam bentuk agar-agar.

Cincau agar-agar berasal dari daun cincau yang diremas-remas dan dicampur air matang. Air campuran itu akan berwarna hijau. Setelah disaring dan dibiarkan mengendap, akan terdapat lapisan seperti agar-agar yang berwarna hijau.

Selain daun, akar tanaman cincau juga bisa dimanfaatkan. Daun segarnya dapat digunakan untuk mengobati radang lambung, tifus, dan penyakit usus.

Daunnya dicuci dan ditumbuk hingga lumat, lalu dicampur air matang. Campuran itu disaring dan didiamkan sampai mengental. Tambahkan gula dan diminum sehari tiga kali.

Sementara itu, rimpang dari tanaman cincau ini dapat mengatasi demam. Irisan rimpangnya direbus dengan air, lalu diperas. Selain direbus, rimpangnya bisa diseduh dengan air panas lalu disaring dan diminum.

Dari berbagai sumber: www.suaramedia.com

xeoon 18.16

Kulit buah atau sayuran memang tidak selezat daging buahnya. Rasanya bisa pahit, asam, atau hambar sehingga orang cenderung membuangnya. Padahal, pada kulit inilah terletak nutrisi yang kerap disebut mampu melawan kanker, meningkatkan energi, dan lain sebagainya itu.
Dr Marilyn Glenville, mantan Presiden Food and Health Forum di Royal Society of ­Medicine, mengatakan bahwa semua buah dan sayuran memiliki suatu bio-sinergi, yang artinya manfaat nutrisi dari masing-masing bagian diperkuat oleh yang lain. Di bawah ini ada beberapa buah dan sayuran yang bisa Anda makan bersama kulitnya

Buah kiwi

Kulit buah kiwi yang berambut mengandung antioksidan yang tinggi, yang diyakini mampu berfungsi sebagai antikanker, antiperadangan, dan antialergen, demikian menurut Dr Glenville. "Kulitnya mengandung antioksidan tiga kali lebih banyak daripada dagingnya. Selain itu juga bisa melawan bakteri, seperti Staphylococcus dan E-coli, yang membuat Anda keracunan makanan," katanya.

Cara memakannya: Jika kulit buah kiwi terasa terlalu asam, pilih buah kiwi jenis gold (bisa Anda beli di hipermarket) yang rasanya memang manis. Kulitnya juga tak terlalu berbulu, tetapi menyediakan manfaat yang sama. Masukkan kulitnya juga jika Anda membuat jus kiwi.

Nanas

Tentu, Anda tidak harus mengunyah kulit nanas yang berduri itu. Yang harus Anda makan adalah bagian tengahnya yang keras. Nanas sendiri kaya akan serat dan vitamin C, dan manfaat utamanya terletak pada enzimnya yang disebut bromelain. Bromelain berfungsi memecahkan makanan, dan jaringan mati yang tinggal di dalam sistem pencernaan sehingga melindungi perut.

"Bagian pusat dari nanas ini mengandung konsentrasi bromelain dua kali lipat daripada daging buahnya," papar Dr Glenville.

Cara memakannya: Tekan dan hancurkan bagian tengahnya, dan tambahkan perasannya ke dalam smoothies. Daging buahnya bisa ditambahkan ke dalam sup atau kaserol untuk memberikan lebih banyak serat.

Brokoli

Yang membuat brokoli menjadi berat ketika ditimbang adalah tangkainya. Tangkai ini biasanya dibuang, padahal tangkai itulah alasan kita mengonsumsi brokoli. "Tangkai brokoli mungkin tidak terlalu terasa seperti bunganya, tetapi memiliki kandungan kalsium dan vitamin C yang lebih tinggi," kata Dr Glenville. Tangkai brokoli juga kaya serat larut sehingga Anda akan merasa kenyang lebih lama.

Cara memakannya: Potong-potong tangkai brokoli menjadi seukuran kentang goreng, lalu tumis atau rebus bersama bahan makanan lain.

Pisang


Para peneliti di Taiwan ­mendapati bahwa ekstrak kulit pisang bisa menghapus depresi karena kaya akan serotonin, senyawa kimia yang menyeimbangkan mood. Kulit pisang juga baik untuk mata karena mengandung antioksidan lutein yang melindungi sel-sel mata dari paparan sinar ultraviolet. Hal inilah yang bisa menyebabkan katarak.
Cara memakannya: Tim peneliti Taiwan ini menganjurkan untuk merebus kulit pisang selama 10 menit, lalu meminum air rebusannya yang sudah dingin. Atau, masukkan ke dalam juicer, lalu minum jusnya.

Bawang putih

Menurut para peneliti dari Jepang, kulit bawang putih mengandung enam senyawa antioksidan yang berlainan. Mengupas bawang putih bisa menghilangkan antioksidan phenylpropanoid yang membantu melawan proses penuaan dan melindungi jantung.

Cara memakannya: Tuangkan minyak zaitun di atas setengah atau seluruh siung bawang putih, lalu taruh di atas baki bersamaan dengan ayam atau sayuran yang sedang Anda panggang.

Buah-buahan sitrus

Kulit jeruk dan tangerine memiliki jenis antioksidan kuat yang disebut super-flavonoids, yang bisa mengurangi kadar kolesterol jahat secara signifikan, tanpa menurunkan kadar kolesterol baiknya. Antioksidan yang didapatkan dari kulit 20 kali lebih kuat daripada yang didapat dari jus.

"Hal yang sama berlaku untuk semua buah-buahan sitrus," kata Dr Glenville. "Sumsumnya yang berwarna putih mengandung pektin yang tinggi, yaitu komponen serat diet yang diketahui mampu menurunkan kolesterol dan melawannya dengan bakteri baik."

Cara memakannya: Tambahkan parutan kulit buah sitrus ke kembang kol, keju, atau cake dan muffin. Atau, masukkan seluruh buah yang belum dikupas ke dalam juicer sehingga Anda mendapatkan seluruh manfaatnya. 

Kentang

Kebanyakan orang tahu bahwa kulit kentang itu sehat, tetapi tak banyak yang tahu alasannya. Kulit adalah sumber nutrisi dari kentang. Sekepal kulit kentang menyediakan separuh dari asupan harian serat larut, potasium, zat besi, fosfor, seng, dan vitamin C. "Per pon-nya, kentang mengandung lebih banyak vitamin C daripada jeruk sehingga baik untuk siapa saja yang ingin mencegah flu," kata Dr Glenville.

Cara memakannya: Jadikan kentang panggang berikut kulitnya, rebus dan tumbuk dengan kulitnya menjadi kentang tumbuk, atau potong-potong menjadi wedges, celupkan ke dalam sedikit minyak zaitun, lalu panggang sebagai potato wedges.
(Kompas.com)
Diberdayakan oleh Blogger.